Oleh : Agus N. Cahyo Harga : Rp. 32000 Ukuran : 14x20cm Tebal : Terbit : Juni 2011 Penerbit : DIVA |
Belakangan ini suasana di kawasan Timur Tengah sedang memanas. Kawasan yang terkenal paling “panas” dan sensitif terhadap konflik tersebut kini masih membara. Setelah Mesir dan Tunisia bergolak hingga menumbangkan rezim diktator yang selama ini berkuasa, negara-negara di kawasan Arab lainnya juga was-was. Pasalnya, iklim panas tersebut merembet ke negara-negara tetangga dan mengancam rezim yang sedang berkuasa. Saat Mubarak di Mesir dan Ben Ali di Tunisia berhasil ditumbangkan oleh kekuatan rakyat, Suriah, Qatar, Sudan dan lainnya juga menyusul.
Meskipun tidak sampai parah seperti dua negara tersebut, namun ada satu iklim di mana kekuatan rakyat menjadi senjata final untuk menumbangkan kekuasaan diktator dalam sebuah negara. Umumnya alasannya sama, rakyat sudah berada dalam titik nadir ketidakpercayaan dan ketidakpuasan terhadap pemimpinnya. Khusus di Timur Tengah, pemimpin diktator yang hendak ditumbangkan rakyatnya salah satu alasan utamanya adalah karena pemimpinnya telah bersekutu dan bersekongkol dengan Barat. Siapa lagi kalau bukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
AS dan sekutunya memang sudah lama melakukan sejumlah agenda dan kepentingan di kawasan tersebut. Saya kira kita semua masih ingat beberapa peristiwa terkenal di kawasan ini. Masih ingat ketika AS melakukan invasi ke Irak tahun 2003, invasi Israel ke Lebanon tahun 2006, atau saat serangan Israel ke jalur Gaza Palestina tahun 2008 di mana banyak korban jiwa yang berjatuhan? Tentu kita masih ingat benar, namun kenapa semua negara Arab hanya diam. Mengapa tidak ada satu negara Arab pun yang mencegah, syukur-syukur hendak membantu terhadap serangan tersebut. Jawabannya hanya satu, karena mereka semua berada dalam kontrol AS dan sekutunya.
Begitu juga saat terjadi gejolak di Libya baru-baru ini. Moammar Qaddafi pemimpin Libya, merupakan tokoh vocal yang sejak lama menyuarakan anti AS. Sehingga saat terjadi kerusuhan rakyat hendak menggulingkan sang presiden, AS diam-diam melakukan sejumlah konspirasi rahasia intelijen untuk mendukung rakyat yang kontra pemerintah. Sehingga, saat Qaddafi menyerang demonstran, AS dan sekutu mendapat alasan untuk melakukan intervensi ke negara tersebut. Di balik itu, AS sebenarnya hendak menguasai minyak di negara tersebut.
AS memang memiliki sejumlah agenda dan kepentingan di kawasan Timur Tengah. Setidaknya ada tiga kepentingan, pertama, kepentingan eksploitasi sumber daya alam dalam, dalam hal ini adalah minyak. Kedua, kepentingan untuk Israel dengan selalu mendukung dan menjaga negara tersebut. Ketiga, kepentingan untuk membendung Islam radikal dan menciptakan Islam yang pro Barat.
Nah, untuk melaksanakan agenda tersebut, AS berkonspirasi menciptakan peperangan di kawasan Timur Tengah, terutama negara yang kaya minyak dan tidak pro Barat, melakukan sejumlah agenda kotor untuk mendukung pemimpin yang pro Barat dan terakhir melakukan persekutukan dengan negara-negara yang dinilai memiliki peran dan posisi strategis. Bukan hanya mengenai minyak namun posisi strategisnya di kawasan tersebut.
Maka dalam buku ini Anda akan diperlihatkan beberapa pemimpin negara kawasan Timur Tengah yang menjadi antek AS dan sekutunya berikut konspirasi dan kepentingannya. Anda tidak hanya dikenalkan dengan sekutu AS sejati, yaitu Israel. Namun yang ironis adalah pimpinan negara Arab (Islam) yang justru menjadi sekutunya. Dengan melihat beberapa konspirasi mereka maka Anda akan melihat begitu munafiknya negara-negara yang justru menjadi kiblat peradaban Islam tersebut. Selamat membaca!
Tokoh yang paling dimusuhi amerika dan sekutu.masih ada gak ane butuh sangat nih?
BalasHapus